SUNAN AT-TIRMIDZI

SUNAN AT-TIRMIDZI
A. Biografi Tirmizi
Nama aslinya adalah Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa As-Silmi Al-Bughi At-trimizi. Beliau lahir di tirmizd pada tahun 209-279H/824-892 M dia belajara dari Imam Bukhari dan beberapa guru Imam Bukhari,di masa beliau adalah masa kebangkitan keilmuan yang ada di dunia ini, khususnya kebangkitan dalam ilmu fiqih, yang mana ilmu ini bersamaan dengan ilmu yang dikembangkan oleh imam muhammad idris As-syafiiu al-mutholibiu, beliau terkenal di kalangan para ilmuan adan ahli Iraq, dan mesir secara khusus, perkembangan hadis dikaitkan dengan sunnah, ilmu Qur’an dan hadist.
Tirmizi hidup di masa Imam Bukhari, tirmizi adalah murid langsung dari bukhari, oleh karena itu keilmuan, hadist yang dikembangkan oleh tirmizi di percaya sebagai hadist shahih.
B. Kuantitas Hadist
Dalam sunan Tirmizi ini terdapat 3956 hadist yang diriwayatkan oleh tirmizi.
C. Sistematika Penulisan kitab ini
Sistematika penulisan dalam kitab At-Tirmizi adalh dengna metode pengklasifikasian perbab, oleh karena itu sistematika penulisan Tirmizi disebut dengan sunan. Secara terperinci ditulis dengan menggunakan bab besar dan disusun sesuai dengan bab besar tersebut, sebagai contoh bab besar adalah haji maka semua hadist yang dikumpulkan disitu adalah hadits-hadits tentang haji.
D. Klasifikasi penulisan
JILID PERTAMA
Terdiri dari
Bab toharoh
Bab Sholat
JILID KEDUA
Fiqh Ibadah:
Bab witir
Bab sholat jum’ah
Bab sholat idain
Bab safar
Bab zakat
Bab jenazah
Bab puasa
Fiqh Munakahah:
Bab nikah
Bab tolak
Bab saudara sesusuan
JILID KETIGA
Fiqh muamalah:
Bab perdagangan
Bab hutang piutang
Bab berbakti pada orang tua
Bab kurban
Bab jihad
Bab fadhoil jihad
Bab penyembelian
Bab minum-minuman
Bab makanan
Fiqh jinayah:
Bab sair
Bab ahkam wal fawaid
Bab berburu
Bab hudud
Bab diyat
Bab ahkam
Fiqh ibadah:
Bab naudur dan iman
Fiqh toharoh:
Bab pakaian
JILID KE EMPAT
Fiqh muamalah:
Bab kedokteran
Bab nasehat-nasehat
Fiqh mawaris:
Bab faroidh
Kitabul iman dan tuntutan kehidupan sehari-hari:
Bab hari kiamat
Bab surga
Bab neraka
Bab iman
Bab wala wa habah
Bab ilmu
Bab qodar
Bab fitan
Bab isti’zan dan adab
Bab ru’yah
Bab adab
Bab syahadah
Bab amsal
Bab zuhud
Bab fadhoil qur’an
Bab tafsir qur’an
Bab bacaan
JILID LIMA
Pengetahuan tentang hadits:
Bab tafsir
Bab dakwah
Bab hadis-hadis pilihan
Bab manaqib
Bab tentang muhammadiyah
E. Pendapat-pendapat ulama tentang sunan at-tirmizi
Abu fadal muhammad ibnu tohir al-moqoddasi bekata:” at-tirmizi adalah seorang penghafal yang kuat, salah satu orang yang benar-benar kompeten dalam ilmu hadits, beliau menulis buku berjudul kitab al-jami’ wa at-tawarikh wa al-ilal, kitab ini dikarang oleh seorang yang ‘alim dan mutqin, sampai disebutkan juga bagaimana car menghafalnya tirmizi, dikisahkan oleh idris:” saya mendengar dari abu bakar muhammad ibnu muhammad ibnu haris al-maruzi al-fiqhi berkata:” saya mendengar dari ahmad abnu abdullah aba daud al maruzi berkata:” saya mendengar dari isa muhammad bin ‘isi al hafid berkata:” pada waktu perjalanan ke makkah, dan saya telah menulis setengah dari pada dua hadits dari seorang syaikh, kemudian disuruh menyempurnakan hadits itu, saya bertanya:” tentang bina tersebut, beliau berkata:” fulan, dan sayapun pergi kepadanya dengan membawa dua hadits yang sudah saya tulis, dan beliaaupun menyuruh saya unutuk membacakan hadits tersebut, setelah saya membacakan dua hadits tersebut beliau memberikan 40 haidts yang belum saya ketahui”.
Dari as-samai berkata:” dia adalah imam di zamannya tiada tandingannya, penulis terkemuka, salah satu dari imam yang kompeten dalam hadits”.
F. Nilai kualitas hadits
Semua ulama sepakat tentang hadits yang diriwayatkan tirmizi adalah sahih, akan tetapi ada beberapa pendapat ulama tentang buku sunan tirmizi:” ibnu astar berkata:” tirmizi adalah imam hafalan, beliau penulis yang bagus, seperti jami’ al-kabir, adalah kitab yang paling bagus. Akan tetapi ada juga hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi adalah hadits maudhu’, seperti dalam contoh ini:
Hadits kedelapan:
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْاَنِ يَسٍ، وَمَنْ قَرَأَيَسٍ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْاَنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ.
“Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) al-Qur’an itu ialah surat Yaasiin. Barang siapa yang membacanya, maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca al-Qur’an sepuluh kali.”
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2887) dan ad-Darimi (II/456), dari jalan Humaid bin ‘Abdurrahman, dari al-Hasan bin Shalih, dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan (yang benar adalah Muqatil bin Sulaiman) dari Qatadah dari Anas secara marfu’.
Hadits ini hadits Maudhu'.
Takhrij singkat:
Di dalam isnad hadits ini terdapat dua rawi yang dha’if, yaitu Harun Abu Muhammad dan Muqatil bin Hayyan.
Harun Abu Muhammad adalah seorang yang majhul (tidak dikenal riwayat hidupnya). Imam adz-Dzahabi berkata: “Aku menuduhnya majhul.” [Mizaanul I’tidal IV/288).
Sedangkan Muqatil bin Hayyan adalah seorang yang dha’if. Ibnu Ma’in berkata: “Dha’if.” Dan Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku tidak peduli kepada Muqatil bin Hayyan dan Muqatil bin Sulaiman.” [Lihat Mizaanul I’tidal IV/171-172)
Imam Ibnu Abi Hatim berkata dalam kitabnya al-‘Ilal (II/55-56): “Aku pernah bertanya kepada ayahku tentang hadits ini. Jawabnya: ‘Muqatil yang ada dalam sanad hadits ini adalah Muqatil bin Sulaiman, aku mendapati hadits ini di awal kitab yang disusun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits bathil, tidak ada asalnya.’” [Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah hal. 312-313 no. 169]
Imam adz-Dzahabi juga membenarkan bahwa Muqatil dalam hadits ini adalah Muqatil bin Sulaiman. [Lihat Mizaanul I’tidal IV/172]
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata: “Apabila sudah jelas bahwa Muqatil yang dimaksud adalah Muqatil bin Sulaiman, sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh Imam Abu Hatim dan diakui oleh Imam adz-Dzahabi, maka hadits ini Maudhu’. [Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah hal. 313-314 no. 169]
Kata Imam Waqi’: “Muqatil bin Sulaiman adalah kadzdzab/pendusta.”
Kata Imam an-Nasa’i: “Muqatil bin Sulaiman sering dusta.” [Mizaanul I’tidal IV/173]
Akan tetapi hadits ini tidak termasuk dalam sunan At-Tirmidzi.

G. Kitab syarah tirmizi
1. Jami’ as sahih
2. As-syamail
3. Al-‘ilal
4. At-tarikh
5. Az-zuhd
6. Al-asma’ wal kina’
H. Alasan dimasukkan dalam kutubu tis’ah
Para ulama hadits bahwa kitab sunan tirmizi berisi hadits-hadits sahih oleh karena itu sunan bukhari dimasukkan ke dalam jajaran kutubu tis’ah selain itu juga ada ulama yang berpendapat bahwa sunan tirmizi adalah kitab anfau min kibi bukhari wa muslim karena kitab bukhari dan muslim tidak sepenuhnya memberikan faedah kecuali orang-orang yang sudah berilmu, sedangkan sunan tirmizi memberikan faedah setiap manusia yang membacanya.
I. Komentar
Berdasarkan pendapat-pendapat ulama di atas maka peneliti disini menyimpulkan bahwasannya sunan tirmizi adalah kitab yang paling bagus, yang paling lengkap dari segi penulisannya, dan berisi hadits-hadits sahih, oleh karena itu sunan tirmizi sangat pantes kalau dimasukkan dalam kutubu at-tis’ah. Pengumpulan hadits dalam sunan juga berdasarkan perbab dan dikumpulkan sesuai dengan tema bab besar itu.
J. Karakteristik Hadis yang diriwatyankan Tirmidzi
Dalam periwayatan hadits terkenal dengan hadis-hadis daif, hasan, sahih, dalam hal inni hasan merupakan paradigma yang dimunculkan pertama kali oelh T-Tirmidzi, maka di dalam kitab sunan Tirmidzi banyak hadis yang periwayatannya hasan, sahih atau hasan sahih.
K. Contoh dari hadis hasan sahih
WASIAT RASULULLAH KEPADA IBNU 'ABBAS, MINTA TOLONG DAN BERLINDUNG PADA ALLAH

عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنه قال كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً فقال " يا غلام , إني أعلمك كلمات : احفظ الله يحفظك , احفظ الله تجده تجاهك , إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله , واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك , وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك , رفعت الأقلام وجفت الصحف " رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي : احفظ الله تجده أمامك , تعرف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة , واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبك وما أصابك لك يكن ليخطئك , واعلم أن النصر مع الصبر , وأن الفرج مع الكرب , وأن مع العسر يسراً

Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi : “Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”)
[Tirmidzi no. 2516]
0 Responses